Selasa, 28 Februari 2012

PERANGI GIZI BURUK DENGAN TFC


Dinas Kesehatan kota Surabaya terus melakukan inovasi dalam mengatasi masalah gizi buruk. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program TFC (Terurapetic Feeding Centre) yang diperkenalkan pada masyarakat dalam roadshow kesehatan.

TFC atau yang bisa disebut sebagai panti pemulihan gizi buruk ini bertujuan merehabilitasi gizi buruk (berat badan sangat kurus) agar dapat mencapai berat badan ideal. Saat ini sudah ada dua TFC, yakni di Puskesmas Dupak dan Puskesmas Tanah Kali Kedinding. Puskesmas tersebut melayani konsultasi gizi balita sehat, konsultasi balita BGM (Bawah Garis Merah), konsultasi balita gizi buruk, konsultasi balita 2T rujukan posyandu, konsultasi balita gizi lebih (obesitas), konsultasi ibu hamil dan menyusui. Selain itu ada perawatan balita gizi buruk dan rawat inap balita gizi buruk.

     Syarat rujuk atau rawat inap TFC antara lain:
1.   Warga Surabaya
2.   Menyertakan foto copy kartu susunan keluarga (KSK)
3.   Menyertakan foto copy KTP orang tua
4.   Foto Copy akte kelahiran/keterangan lahir
5.   Surat keterangan tidak mampu
6.   Surat rujukan dari puskesmas asal.

Sedangkan untuk warga non Surabaya harus menyertakan;
1.   Surat keterangan domisili
2.   Foto copy KTP orang tua
3.   Foto copy akte kelahiran
4.   Surat rujukan dari puskesmas asal
5.   Foto copy KSK

Berdasarkan data Dinkes, jumlah gizi buruk di Surabaya mengalami penurunan. Pada tahun 2008 lalu, jumlah penderita gizi buruk mencapai 1,6%. 

Dinkes menargetkan tahun 2015 penderita gizi buruk bisa ditekan hingga dibawah 1%. Untuk tahun 2011 penderita gizi buruk ada di angka 0,8%.





Tujuan pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan (termasuk penanggulangan kurang gizi). 

Masalah gizi erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.
Status gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi secara kompleks :
Di tingkat rumah tangga status gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya,
Asupan gizi ibu dan anak dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan perilaku serta keadaan kesehatan anggota rumah tangga.

Gizi buruk (malnutrition) adalah suatu istiah teknis yang umumnya diapakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran, Gizi buruk adalah: bentuk terburuk/parah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk membawa dampak bukan hanya pada kehidupan anak-anak yang masih balita, anak berusia muda, akan tetapi saat ini telah terjadi pada hampir semua golongan umur.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk yaitu:
1.   Keluarga miskin;
2.   Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak.
3.   Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare.
Sedangkan menurut UNICEF (1988), ada 2 faktor penyebab utama, antara lain :
1.   Penyebab Langsung : Asupan Makanan, Infeksi Penyakit
2.   Penyebab Tidak Langsung : Pola Asuh Anak, Ketersediaan Pangan, Layanan Kesehatan/Sanitasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar